Al-Qudduus narsis

Al-Qudduus narsis

Senin, 14 November 2011

Pemimpin yang menjadi Idola



Jutaan ummat di dunia ini pasti ada dari kita yang menjadi seorang pemimpin. Pemimpin ialah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain, pengaruh ini bisa berupa figure yang nantinya mampu menjadi contoh bagi orang lain. Selain itu, pengaruh juga bisa berupa pusat perhatian bahkan mampu menyebabkan dengki.
Pemimpin tidak harus dalam sebuah organisasi saja, karena dalam kegiatan sehari-hari saja kita dpat melihat seorang pemimpin. misalnya dalam suatu acara ada seorang yang membaca do'a, ia boleh disebut pemimpin dalam berdo'a, ketika shalat berjamaah ada seseorang yang berdiri di depan dan diikuti oleh makmum disebut imam atau pemimpin dalam sholat. Imam adalah seorang pemimpin, dalam bahasa arab, imam artinya di depan. Jadi pemimpin adalah seorang yang posisinya ada didepan, menjadi panutan dan menjadi pusat perhatian.
Pemimpin tidaklah harus seorang yang lebih tua, bahkan sekarang banyak sekali pemimpim itu adalah pemuda-pemuda karena pemuda adalah generasi yang energik, mempunyai semangat dan cita-cita yang tinggi, mempunyai pemikiran-pemikiran yang cerdik.

Tokoh pemimpin yang harus kita contoh ialah Rasul panutan kita, Muhammad SAW. Beliau seorang ulil amri yang memiliki akhlaqul karimah, diantaranya:

(1) Siddiq (jujur) sehingga Beliau dapat dipercaya;
(2) Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi dalam dakwah;
(3) Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya yang teramat berat;
(4) Fathanah (cerdas) dalam memecahkan semua masalah yang ada pada saat itu.
Maka wajib sifat-sifat tersebut kita contoh dan amalkan sebagaimana dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.
al-Ahzab [33]: 21).

Menjadi seorang pemimpin yang adil dan disukai oleh banyak orang memang sulit, namun ada beberapa hal yang patut kita tanamkan dalam diri kita. Minimal untuk memimpin diri sendiri dalam mengambil setiap keputusan, karena pada dasarnya setiap orang adalah pemimpin.

1.  Jadilah seorang pemimpin yang ikhlas dalam mengemban amanah
"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." (Qs : 28: 26).
jika kita tidak mampu ikhlas, maka segala sesuatu yang kita kita lakukan itu tidak akan menuai barokah dan ridho dari Allah SWT.

2. Mau mendengarkan kritik dan saran dari orang lain
Seorang pemimpin harus mau mendengarkan pendapat-pendapat orang lain, bahkan kita harus menerima kritik dan saran itu dengan lapang hati, kemudian menjadikan kritik dan saran itu menjadi bahan untuk introspeksi diri. Itu akan semakin memperlihatkan karismatik seorang pemimpin.

3. Pemimpin itu harus Tanggung jawab, peduli, cerdas dan jujur
ketika kita ditunjuk untuk menjadi seorang pemimpin, maka kita mempunyai amanah yang harus kita pikul. jadilah pemimpin yang jujur, dengan begitu kita menjadi seorang pemimpin yang setiap kata-katanya bisa dipercaya. tunjukkanlah sikap peduli kepada setiap orang, karena setiap perbuatan yang kita lakukan akan kembali pada diri kita. 
"Sesungguhnya engkau ini lemah (ketika abu dzar meminta jabatan dijawab demikian oleh Rasulullah), sementara jabatan adalah amanah, di hari kiamat dia akan mendatangkan penyesalan dan kerugian, kecuali bagi mereka yang menunaikannya dengan baik dan melaksanakan apa yang menjadi kewajiban atas dirinya". (HR Muslim).

4. Mau membaur dengan siapa saja
Ketika seorang pemimpin mau membaur dengan orang lain, maka akan terlihat betapa seorang itu tidak membedakan derajatnya satu sama lain, karena orang itu benar-benar tidak menyukai pemimpin yang sombong lagia angkuh.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar